Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dukung Kesetaraan Gender, Cate Blanchett: Panggil Saya Aktor, Bukan Aktris!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Kamis, 03 September 2020, 06:59 WIB
Dukung Kesetaraan Gender, Cate Blanchett: Panggil Saya Aktor, Bukan Aktris!
Cate Blanchett/Net
rmol news logo Dalam aksinya mendukung kesetaraan gender, bintang Hollywood Cate Blanchett mengatakan bahwa dia lebih suka disebut sebagai aktor daripada aktris.

Wanita berkebangsaan Australia yang didapuk menjadi juri di Festival Film Venice 2020 itu memberikan dukungannya pada keputusan kontroversial festival Berlin minggu lalu untuk menghapus kategori penghargaan berdasarkan gender dan hanya memberikan penghargaan aktor terbaik.

“Saya selalu menyebut diri saya sebagai seorang aktor,” kata Blanchett ketika ditanya tentang peralihan ke penghargaan netral gender, sepeti dikutip dari AFP, Rabu (2/9).
Bernama asli Catherine Élise Blanchett, peraih Academy Award dan Golden Globe ini mulai berkarier di dunia film sejak tahun 1996. Majalah Time menyebut Blanchett sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di dunia pada 2007 dan pada 2018.

“Saya dari generasi di mana kata aktris digunakan hampir selalu dalam arti yang merendahkan,” tambahnya.

Blanchett memimpin dewan juri di Venesia, yang pernah dikecam oleh para feminis karena 'Toxic masculinity' dalam pemilihannya.

Toxic masculinity sendiri merupakan sebuah keadaan di mana laki-laki dianggap paling dominan dan menanggap lemah hal-hal lain.

Namun pada tahun ini nampaknya itu tak berlaku ketika jumlah sutradara wanita yang bersaing untuk mendapatkan hadiah utama meningkat empat kali lipat menjadi delapan.

“Saya pikir kinerja yang baik adalah kinerja yang baik tidak peduli orientasi seksual siapa yang membuatnya,” katanya kepada wartawan.

“Hal tersulit sebagai juri adalah menilai pekerjaan orang lain. Itu yang tersulit bukan demarkasi (gender),” tambahnya.

Sebelumnya, Venesia dikritik keras karena hanya memilih satu pembuat film wanita untuk bersaing memperebutkan Golden Lion pada 2017 dan 2018.

Dan masih ada kemarahan yang lebih besar tahun lalu ketika Roman Polanski, yang kini dihukum karena pemerkosaan seorang gadis berusia 13 tahun pada tahun 1977 terpilih dan memenangkan hadiah kedua festival untuk drama sejarahnya, ‘An Officer dan Spy’.

Namun, menjelang festival kontroversial yang menjadi pertemuan film besar pertama sejak virus corona melanda, pemenang Oscar itu mengatakan kepada Variety bahwa rekor delapan sutradara wanita tahun ini adalah tanggapan langsung terhadap kemajuan positif yang telah dibuat.

Wanita berusia 51 tahun itu telah menjadi pemain utama dalam politik gender Hollywood sejak gerakan #MeToo yang dipicu oleh skandal Harvey Weinstein. Dia memimpin protes karpet merah untuk memperjuangkan kesetaraan gebder yang diperjuangkan oleh para bintang dan sutradara wanita di festival film saingan Cannes itu dua tahun lalu di mana dia juga menjabat sebagai ketua dewan juri.

Bintang film ‘Carol’ dan ‘Elizabeth’ itu juga menjadi pendukung terkemuka gerakan Time's Up dan # 50/50 untuk kesetaraan gender dan melawan pelecehan seksual di industri ini setelah kasus asusila yang dilakukan produser film terkemuka asal Amerika Serikat  Harvey Weinstein.

Pada Oktober 2017, The New York Times  melaporkan bahwa puluhan wanita telah menuduh Weinstein melakukan pelecehan seksual, kekerasan seksual, dan pemerkosaan.

Kehadiran Blanchett di Venice film Festival 2020 di tengah pandemik dinilai sebagai langkah yang cukup berani. Ketika ditanya apakah kehadirannya itu mendapat ijin suami atau tidak, Blanchett menjawab santai.

“Suamiku bilang aku punya izin untuk pergi. Namun, anak-anakku tidak begitu.” rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA